Brandspace.id – Industri game kembali diguncang dengan kabar mengejutkan dari raksasa teknologi Microsoft. Pada pertengahan tahun 2025, Microsoft, selaku pemilik merek Xbox dan berbagai studio game ternama, melakukan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Salah satu korban dari kebijakan efisiensi tersebut adalah Turn 10 Studios, developer utama seri Forza Motorsport, salah satu game balap paling populer dan ikonik yang selama ini menjadi eksklusif andalan konsol Xbox.
Kabar ini menimbulkan banyak reaksi dari komunitas game, jurnalis, dan pengamat industri karena tidak hanya mengindikasikan tekanan internal di tubuh Microsoft Gaming, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan masa depan seri Forza Motorsport.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam latar belakang PHK tersebut, posisi Forza dalam industri game, reaksi komunitas, dan implikasi jangka panjang dari keputusan besar ini.
Turn 10 Studios: Pilar Game Balap Eksklusif Xbox
Didirikan pada tahun 2001, Turn 10 Studios merupakan studio internal Microsoft yang didirikan secara khusus untuk mengembangkan game balap simulasi demi menyaingi Gran Turismo dari Sony.
Pada tahun 2005, mereka merilis Forza Motorsport pertama untuk Xbox, dan sejak itu, studio ini konsisten merilis judul-judul dengan kualitas tinggi, seperti Forza Motorsport 4 yang dipuji sebagai salah satu game balap terbaik sepanjang masa.
Turn 10 juga dikenal akan dedikasinya dalam menghadirkan grafis ultra-realistis, sistem fisika kendaraan canggih, serta pendekatan simulasi otentik terhadap balapan.
Meski belakangan ini pengaruh Forza Horizon—spin-off open world dari Playground Games—semakin populer, Forza Motorsport tetap menjadi inti utama dari waralaba Forza. Oleh karena itu, kabar bahwa sebagian tim inti dari Turn 10 terkena PHK sangat mengejutkan publik.
Skala PHK dan Studio yang Terkena Dampak
Microsoft mengumumkan bahwa lebih dari 1900 karyawan di seluruh divisi Xbox dan Microsoft Gaming akan kehilangan pekerjaan sebagai bagian dari langkah restrukturisasi.
Studio-studio besar seperti 343 Industries (pengembang Halo), Arkane Austin (Redfall), Tango Gameworks (Hi-Fi Rush), hingga Bethesda Softworks ikut terdampak.
Namun yang paling menyentuh hati banyak gamer adalah kabar bahwa beberapa pengembang senior dan staf teknis di Turn 10 Studios—studio di balik Forza Motorsport—ikut menjadi korban.
Meskipun Microsoft tidak menyebutkan angka pasti yang terkena di tiap studio, laporan dari media seperti Kotaku dan The Verge menyebutkan bahwa bagian QA (Quality Assurance), teknikal rendering, dan desain lintasan dari Turn 10 mengalami pengurangan personel secara signifikan.
Alasan di Balik Keputusan PHK
Microsoft menyatakan bahwa langkah PHK ini adalah bagian dari “penyesuaian strategis” untuk menyelaraskan struktur organisasi Xbox dengan prioritas jangka panjang perusahaan.
Namun, banyak analis percaya bahwa keputusan ini berkaitan erat dengan tekanan finansial dari akuisisi besar-besaran, terutama setelah Microsoft mengakuisisi Activision Blizzard senilai $69 miliar pada tahun 2023.
Beban finansial dari akuisisi tersebut, ditambah dengan performa pasar Xbox yang stagnan dibanding pesaingnya seperti PlayStation 5 dan Nintendo Switch 2, memaksa Microsoft memangkas biaya operasional.
Selain itu, pengembangan game AAA yang semakin mahal dan waktu rilis yang molor juga dianggap sebagai alasan pembenar PHK.
Dalam kasus Turn 10, Forza Motorsport (2023) membutuhkan waktu hampir enam tahun dalam pengembangannya, namun tidak sepenuhnya mampu memenuhi ekspektasi tinggi baik secara review maupun penjualan, meskipun kualitas teknisnya tetap dipuji.
Performa Forza Motorsport 2023: Tidak Sebagus yang Diharapkan
Setelah lama dinanti, Forza Motorsport reboot yang rilis pada Oktober 2023 di Xbox Series X/S dan PC menerima sambutan yang beragam.
Secara teknis, game ini sangat mengesankan, dengan grafis 4K ray tracing, waktu loading yang cepat berkat SSD, serta simulasi fisika kendaraan yang lebih baik dari sebelumnya.
Namun kritik mengarah pada minimnya konten saat peluncuran, kurangnya inovasi dalam mode karier, serta sistem progression yang dianggap lambat dan tidak menarik.
Banyak pemain lama menganggap bahwa Forza Motorsport terasa seperti langkah mundur dibandingkan Forza Motorsport 4 dan 7, sedangkan pemain baru sulit merasa tertarik karena mode online juga tidak stabil di awal peluncuran.
Meskipun angka pemain cukup tinggi di Xbox Game Pass, revenue langsung dari penjualan tidak setara dengan ekspektasi Microsoft. Kekecewaan ini mungkin menjadi faktor utama yang mendorong evaluasi ulang terhadap tim pengembangnya.
Forza Horizon vs Forza Motorsport: Ketimpangan Popularitas
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi ketimpangan yang signifikan antara Forza Horizon yang dikembangkan Playground Games dan Forza Motorsport dari Turn 10 Studios.
Horizon yang mengusung gaya arcade open-world di lokasi eksotis seperti Meksiko dan Australia, justru menarik lebih banyak pemain dan komunitas aktif. Forza Horizon 5, misalnya, mencapai lebih dari 30 juta pemain secara total dan menjadi salah satu game racing open-world tersukses sepanjang masa.
Bandingkan dengan Motorsport reboot yang tidak mencapai angka penjualan spektakuler, dan lebih banyak dimainkan oleh penggemar hardcore simulasi.
Microsoft tampaknya lebih berorientasi pada hasil cepat dan game yang bisa viral, dan ini membuat Horizon lebih dilindungi, sedangkan Motorsport yang lebih teknis dan mahal dalam produksi justru menjadi sasaran efisiensi.
Reaksi Komunitas dan Industri
Kabar PHK ini langsung menuai respons besar di media sosial dan forum-forum komunitas seperti Reddit dan ResetEra. Banyak penggemar setia Forza Motorsport mengungkapkan kesedihan dan kekhawatiran terhadap masa depan game simulasi balap tersebut.
Beberapa mantan karyawan Turn 10 bahkan membagikan kisah menyentuh di LinkedIn tentang dedikasi mereka membangun franchise ini selama lebih dari satu dekade.
Selain itu, jurnalis game dari outlet besar seperti IGN, Gamespot, dan Eurogamer mengkritik cara Microsoft menangani studio-studio berbakatnya, terutama karena banyak dari mereka yang baru saja merilis game besar.
Tindakan PHK ini dipandang sebagai langkah bisnis yang dingin dan menimbulkan preseden buruk dalam industri kreatif.
Masa Depan Forza Motorsport: Masih Ada Harapan?
Meski banyak pengembang yang terpaksa keluar, bukan berarti Forza Motorsport akan ditinggalkan sepenuhnya. Microsoft masih memegang hak atas IP (Intellectual Property) Forza dan sudah mengindikasikan bahwa dukungan terhadap game ini akan terus berlanjut melalui pembaruan berkala.
Namun, kehilangan personel kunci dapat memperlambat pengembangan konten baru seperti mobil tambahan, trek baru, dan fitur komunitas. Ada kemungkinan bahwa sebagian pengembangan Forza Motorsport akan dipindahkan ke Playground Games, atau dialihkan ke tim internal baru yang belum diumumkan.
Dalam skenario terburuk, Microsoft bisa saja menghentikan proyek sekuel Forza Motorsport jika dianggap tidak memberikan return on investment (ROI) yang memadai dibanding franchise lain seperti Call of Duty yang kini juga mereka miliki.
Konteks Lebih Luas: PHK Massal di Industri Game 2024–2025
PHK yang menimpa Turn 10 adalah bagian dari tren global yang mengkhawatirkan di industri game. Sepanjang 2024 hingga pertengahan 2025, lebih dari 12.000 pekerja game di seluruh dunia dilaporkan kehilangan pekerjaan.
Bahkan studio besar seperti Epic Games, EA, Ubisoft, hingga Riot Games melakukan pemangkasan staf demi menekan biaya. Banyak yang menyalahkan model bisnis yang terlalu bergantung pada investasi besar tanpa jaminan penjualan, serta tekanan dari investor untuk terus tumbuh meski pasar game telah jenuh.
Dalam konteks itu, Turn 10 dan Forza Motorsport menjadi korban dari sistem yang menuntut efisiensi tanpa toleransi atas hasil yang kurang sempurna. Ini menciptakan ketakutan di kalangan pengembang bahwa stabilitas pekerjaan dalam industri game semakin terancam.
Kesimpulan: Refleksi atas Nasib Developer Balap Legendaris
PHK yang menimpa developer Forza Motorsport merupakan cerminan nyata dari tekanan ekonomi dan ketidakpastian dalam industri game modern. Turn 10 Studios yang selama dua dekade menjadi simbol keunggulan simulasi balap di platform Xbox, kini harus menghadapi kenyataan pahit akibat dinamika bisnis yang brutal.
Meski Forza Motorsport tetap menjadi IP bernilai tinggi, pemangkasan tim pengembangnya menunjukkan bahwa bahkan studio paling berpengalaman pun tidak kebal terhadap pemotongan biaya.
Untuk komunitas gamer, ini adalah momen refleksi penting mengenai arah masa depan industri yang mereka cintai—apakah masih ada tempat untuk game teknis yang dikerjakan dengan penuh dedikasi, ataukah semuanya akan bergeser menuju game-game cepat saji yang hanya mengejar tren viral?
Diogo Jota mungkin masih akan memacu Lamborghini-nya di dunia nyata, tapi bagi jutaan gamer yang ingin merasakan pengalaman serupa secara virtual, nasib Forza Motorsport kini berada dalam ketidakpastian yang suram.