Brandspace.id – LEGO dan Game Boy adalah dua ikon dalam dunia permainan yang berasal dari latar belakang berbeda namun memiliki kesamaan penting: keduanya menginspirasi generasi demi generasi dengan pendekatan kreatif terhadap hiburan.
LEGO menumbuhkan daya imajinasi dengan balok-balok plastik yang bisa dirakit sesuka hati, sementara Game Boy dari Nintendo membuka dunia game portabel sejak tahun 1989.
Kini, di tahun 2025, keduanya bertemu dalam produk yang sangat dinantikan: LEGO Game Boy. Pengumuman resmi mengenai dibukanya pre-order LEGO Game Boy pada pertengahan 2025 menjadi topik hangat di kalangan penggemar game retro, pecinta LEGO, serta kolektor barang unik.
Kombinasi antara nostalgia, keindahan desain mekanikal, dan nilai edukatif menjadikan produk ini lebih dari sekadar mainan biasa. Esai ini akan membahas latar belakang peluncuran, isi produk, fitur utama, reaksi pasar, serta potensi ke depannya.
Latar Belakang: Perpaduan Ikonik antara LEGO dan Nintendo
LEGO telah lama melakukan kolaborasi dengan berbagai waralaba terkenal, seperti Star Wars, Harry Potter, dan baru-baru ini Super Mario. Kolaborasi dengan Nintendo telah dimulai sejak 2020, namun kebanyakan berfokus pada tema interaktif seperti LEGO Super Mario yang memiliki sensor dan aplikasi pendukung.
Namun, proyek LEGO Game Boy menandai perubahan pendekatan: sebuah konsol retro legendaris akan dihadirkan dalam bentuk set LEGO untuk dirakit, ditampilkan, dan bahkan dimainkan secara mekanik.
Proyek ini tidak hanya dilihat sebagai mainan, melainkan sebagai karya seni teknologis yang menghidupkan kembali semangat 90-an dalam bentuk brick.
Game Boy sendiri merupakan salah satu produk Nintendo paling sukses sepanjang masa. Dengan bentuk kotak sederhana, layar monokrom hijau, dan game legendaris seperti Tetris, Pokémon Red/Blue, dan Super Mario Land, Game Boy menjadi simbol generasi anak-anak 90-an.
LEGO melihat peluang besar untuk mengangkat kembali popularitas Game Boy dengan pendekatan koleksi dan konstruksi. Maka lahirlah LEGO Game Boy, yang telah dikembangkan selama lebih dari dua tahun oleh tim desainer LEGO Ideas dan LEGO Technic.
Desain Produk: Realistis, Fungsional, dan Edukatif
LEGO Game Boy yang akan dirilis dalam versi pre-order 2025 bukan sekadar replika. Produk ini dirancang dengan proporsi dan detail yang sangat menyerupai Game Boy asli.
Ukurannya hampir 1:1, lengkap dengan tombol D-pad, tombol A dan B, tombol Start dan Select, serta slot cartridge yang bisa dilepas-pasang. Bahkan, layar monokrom bisa diganti-ganti menggunakan potongan transparan berwarna hijau untuk mensimulasikan tampilan klasik Game Boy.
Setiap paket LEGO Game Boy juga menyertakan satu “kaset game” buatan LEGO yang bisa dimasukkan ke dalam slot belakang, lengkap dengan label retro seperti “Brick Tetris” atau “LEGO Quest.”
Tidak hanya itu, bagian internal Game Boy dapat dibuka untuk menunjukkan konstruksi sirkuit elektronik LEGO yang kreatif. Elemen edukatif pun dimasukkan ke dalam panduan perakitan, di mana anak-anak dan orang dewasa dapat memahami bagaimana sistem kerja konsol secara mekanik—meski dalam bentuk simulasi brick, bukan sirkuit nyata.
Fitur Tambahan: Interaktivitas dan Aksesori Pelengkap
Yang membuat LEGO Game Boy tahun 2025 ini lebih dari sekadar model statis adalah fitur interaktifnya. Menggunakan teknologi LEGO Powered Up, layar bisa digerakkan untuk menunjukkan animasi 2D sederhana dari balok LEGO yang tampak “bergerak,” memberikan ilusi bahwa game sedang berjalan. Fungsi ini terbatas tapi cukup untuk menimbulkan rasa puas, terutama bagi para penggemar koleksi retro.
Selain konsol utama, LEGO juga menyediakan aksesori pelengkap seperti replika Game Link Cable, earphone mini berbahan plastik, serta sebuah “dock” retro berbentuk rak untuk memajang Game Boy dan cartridge-nya.
Tersedia juga opsi bundling yang menyertakan miniatur karakter Nintendo seperti Mario dan Pikachu versi brick. Hal ini menjadikan set ini tidak hanya layak dimainkan, tetapi juga dipajang sebagai elemen dekoratif yang sangat keren.
Antusiasme Pasar dan Komunitas LEGO
Begitu kabar pre-order LEGO Game Boy diumumkan pada Juni 2025 lewat laman resmi LEGO dan akun media sosial mereka, antusiasme langsung meledak.
Komunitas LEGO Ideas, yang sebelumnya berperan dalam menyarankan proyek ini sejak 2023, merayakan kesuksesan mereka dalam membawa proyek komunitas menjadi kenyataan.
Dalam waktu kurang dari 48 jam, lebih dari 100.000 pre-order tercatat di berbagai wilayah seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan Inggris. Indonesia sendiri juga menjadi salah satu pasar potensial, terutama bagi komunitas retro gaming dan kolektor LEGO.
Para kolektor melihat produk ini sebagai investasi. Dengan kemungkinan tidak diproduksi massal terus-menerus, LEGO Game Boy bisa menjadi barang langka dalam lima tahun mendatang.
Sedangkan para orang tua memandang set ini sebagai sarana nostalgia bersama anak-anak, menggabungkan masa kecil mereka dengan minat konstruksi anak generasi baru. Tidak sedikit pula yang mengunggah proses perakitan ke YouTube dan TikTok, menjadikan LEGO Game Boy sebagai tren sosial media yang viral.
Strategi Pre-Order dan Ketersediaan Global
Pre-order resmi dibuka pada 15 Juli 2025, dengan harga retail global sekitar USD 89.99 (setara Rp 1,4 juta). LEGO menyediakan jalur pre-order eksklusif melalui LEGO Store dan mitra ritel resmi seperti Amazon, Target, dan Shopee Mall untuk wilayah Asia Tenggara.
Pengiriman dijadwalkan akan dilakukan mulai Oktober 2025, menjelang musim liburan akhir tahun. Strategi ini dinilai tepat karena menjadikan LEGO Game Boy sebagai salah satu hadiah Natal dan tahun baru paling dicari tahun ini.
Selain versi reguler, LEGO juga merilis edisi kolektor terbatas dengan warna casing transparan seperti versi Game Boy Play It Loud yang dirilis Nintendo pada 1995. Edisi ini hanya tersedia 5000 unit secara global dan memiliki harga yang lebih tinggi, sekitar USD 129.99. Banyak penggemar yang berusaha mendapatkan edisi ini sebagai koleksi langka.
Nilai Edukatif dan Potensi untuk Generasi Baru
Salah satu kekuatan utama LEGO Game Boy adalah kemampuannya menjembatani generasi. Anak-anak yang lahir setelah tahun 2010 mungkin tidak mengenal Game Boy secara langsung, namun melalui proyek ini, mereka bisa belajar tentang sejarah game portabel, desain perangkat elektronik, dan kreativitas rakitan.
Dengan merakit setiap bagian konsol, mereka memahami prinsip dasar struktur, mekanisme, dan logika spasial. Bagi pendidik atau orang tua yang tertarik pada pendekatan belajar berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics), LEGO Game Boy menjadi alat belajar menyenangkan yang berbasis nostalgia dan interaktivitas.
Perspektif Kolektor dan Komunitas Retro
Para kolektor barang retro memandang LEGO Game Boy sebagai titik temu sempurna antara kesenangan masa kecil dan hobi dewasa. Beberapa kolektor bahkan menyandingkan LEGO Game Boy dengan Game Boy asli dalam kotak pajangan kaca.
Ada juga yang menggabungkan LEGO Game Boy dengan Raspberry Pi dan layar mini untuk menciptakan versi fungsional yang benar-benar bisa memainkan game. Ini menunjukkan bahwa kreativitas dari komunitas benar-benar tak terbatas, dan LEGO hanya menyediakan panggung awal.
LEGO juga mengumumkan bahwa jika proyek ini sukses, mereka berencana untuk mengembangkan seri “LEGO Console Series” yang mencakup NES, SNES, hingga Sega Genesis dalam bentuk brick interaktif. Jika ini benar-benar terjadi, maka LEGO Game Boy bisa menjadi awal dari tren mainan koleksi konsol klasik yang lebih besar.
Penutup: Mainan, Koleksi, dan Warisan Budaya
LEGO Game Boy bukan hanya produk mainan biasa. Ia adalah representasi dari dua warisan budaya pop yang luar biasa—LEGO sebagai simbol kreativitas konstruksi dan Game Boy sebagai pionir game portabel.
Dalam bentuk brick, nostalgia menjadi nyata kembali. Pre-order tahun 2025 menandai tonggak penting dalam kolaborasi teknologi dan sejarah permainan. Baik dimainkan di rumah, dirakit bersama keluarga, atau dipajang sebagai koleksi, LEGO Game Boy menjanjikan pengalaman lintas generasi yang menyatukan masa lalu dan masa depan dalam balok plastik yang tak lekang oleh waktu.